Senin, 29 Oktober 2012

Pengorbanan Seorang Ibu


PENGORBANAN SEORANG IBU
Di usiannya yang sudah lebih dari 70, dia menghabiskan sisa hidupnnya di panti jompo karena anaknnya tidak menginginkan kehadirannya. Masih teringat betapa beratnnya penderitaan yang harus ia tanggung semasa dia membesarkan putrinnya tersebut.

Ayah dari anak tersebut meninggalkan dia setelah menghamili tanpa bertanggung jawab. Disamping itu keluarganya menganjurkan dia untuk menggugurkan kandungannya, karena malu punya putri yang hamil diluar nikah. Tetapi, si perempuan ini tetap mempertahankan kandungannya, oleh sebab itu, dia diusir dari rumah orang tuannya.

Selain aib yang harus ia tanggung, dia harus berkerja keras untuk menghidupi putri semata wayangnnya tersebut. Ketika ia melahirkan putrinnya tersebut, tidak ada yang mendampingi dia, tak ada kecupan manis atau ucapan selamat, yang ada hanya cemoohan.

Namun ia tetap merasa bahagia memiliki putrinnya tersebut, dan ia berjanji akan memberikan yang terbaik untuk putrinnya tersebut, pakaian terbaik, makanan terbaik, barang2 terbaik, etc. Sejak ia melahirkan putrinnya, dia menjadi vegetarian, karena membeli daging terlalu mahal bagi dia. Uang kerja dia untuk membeli daging pun ia sisihkan untuk putrinnya. Ia tidak pernah membeli baju bagus2, malahan lebih sering memakai baju pemberian orang lain, tetapi untuk putrinya tercinta, apa saja....



Suatu saat dia jatuh sakit/ demam panas, ternyata dia kena rheumatik. Namun ia tetap bekerja keras demi putrinnya. Berkat perjuangannya, putrinnya bisa sekolah tinggi di luar kota. Disana putrinnya berpacaran dengan seorang anak yang kaya raya. Satu hal, putrinnya tidak mengakui pada pacarnnya tersebut bahwa ia masih memiliki seorang ibu, bahkan sampai pacarnnya tersebut menjadi suaminnya.

Putrinnya mengatakan bahwa orang tuannya sudah tidak ada, dan ibunnya yang asli tersebut adalah pembantu dia!!!! Putrinnya malu mempunyai seorang ibu yang hanya bekerja sebagai pencuci piring di restaurant dan ayah yang tidak jels keberadaannya.

Disaat putrinnya menikah pun, perempuan ini hanya bisa memandang dari jauh kebahagiaan sang putri. Setelah menikah, sang ibu juga diajak untuk tinggal bersama putrinnya, namun sebagai----PEMBANTU...

Karena kesehatannya dia yang terus memburuk, sang putri berpikir bahwa ibunnya ini tidak dapat dipergunakan lagi. Oleh sebab itu ibunnya dikirim ke panti jompo.

Berpuluh-puluh tahun dia menjalani hidupnnya tanpa putri kesayangannya. Uang pensiunnya pun masih ia tabungkan untuk putrinnya dimasa mendatang.

Suatu hari di musim dingin, dengan salju tebal yang turun, si perempuan ini hendak menemui putrinnya tuk terakhir kalinnya. Namun, bukan kehangatan yang ia peroleh. Putrinnya mengusirnnya jauh-jauh bak mengusir seorang pengemis.

Dengan hati yang terluka perempuan ini kembali lagi ke halte bis. Namun, karena sangking dinginnya hari itu, dia mati kedinginan di halte bis tersebut....

Apakah Pendapat Anda Tentang Kisah Ini??????

(Berbagai Sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar