Menteri Energi Amerika Serikat (AS), Steven Chu mengumumkan
pembentukan Department of Energy SunShot Initiative pada Februari 2011.
Tujuannya untuk mengurangi biaya pemasangan sistem energi surya sekira
75 persen dengan energi terbarui yang lebih bersih.
Setelah pengumuman tersebut, seorang professor Teknik Mesin di
Virginia Tech, Ranga Pitchumani diundang untuk mengarahkan program
Concentrating Solar Power (CSP) menuju tercapainya tujuan Initiative
SunShot.
Tujuan SunShot adalah untuk mendapatkan teknologi bernergi surya agar
dapat menekan biaya dengan menggunakan sumber pembangkit energi
lainnya tanpa subsidi pada 2020 mendatang. “Kami berkonsentrasi pada
teknologi bertenaga surya menggunakan cermin. Sehingga dapat menyerap
sinar matahari untuk menghasilkan panas yang kemudian dapat digunakan
sebagai penghasil listrik,” kata Pitchumani dikutip ScienceDaily,
Selasa (16/4/2013).
Teknologi ini memiliki keuntungan karena adanya photovoltaic (PV),
yakni sel yang memiliki kemampuan untuk menyimpan energi matahari
sebagai energi panas.
“Fosil pembangkit listrik berbahan bakar dapat menimbulkan risiko
yang berpotensial terhadap perusakan lingkungan melalui peningkatan
jejak karbon. Oleh karena itu, saya berusaha menggantikan energi fosil
tesebut dengan sumber yang terbarukan termasuk energy surya untuk
pembangkit listrik. Di mana tenaga surya akan menangkap energi matahari
dan menyimpannya sebagai panas. Pada saatnya nanti, dapat digunakan
untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik,” kata Pitchumani.
Energi dapat disimpan sebagai panas melalui media padat atau cair
sebagai hasil dari proses termokimia (penelaahan pengaruh kalor pada
reaksi kimia). Penyimpanan ini menawarkan kepadatan energi yang tinggi
dan memiliki nilai efisiensi yang baik, sehingga mampu menekan biaya.
Tenaga pembangkit listrik bertenaga surya ini dapat menjadi sumber
energi terbarukan bagi sektor pembangkit tenaga listrik masa depan. Di
AS, beberapa tanaman komersial dalam skala besar seperti Ivanpah Solar
Electric Generating Station (SEGS), Crescent Dunes Solar Energy Project,
dan Abengoa Solana Generating Station sedang dalam konstruksi.
Beberapa diantaranya sedang dipersiapkan untuk mulai beroperasi dalam
beberapa bulan ke depan untuk menghasilkan listrik berkapasitas 1,8
gigawatt. Teknologi tenaga surya ini juga diperkirakan mampu memenuhi
seperempat kebutuhan listrik global pada 2050 mendatang.
sumber : http://www.analisadaily.com/news/2013/12440/cermin-untuk-hasilkan-pembangkit-tenaga-surya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar